Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Rabu, 26 Maret 2014

Kehilangan

Hari yang kemarin adalah sejarah. Sejarah mengajarkan manusia tentang pengalaman hidup. Pengalaman membawa manusia pada kecerdasan dan pemahaman yang lebih baik. Sejarah dan pengalaman adalah akumulasi, penjumlahan sedikit demi sedikit dari berbagai rangkaian peristiwa. Tuhan tidak menghendaki sesuatu tanpa suatu proses. IA tidak menciptakan sesuatu dengan begitu saja; tiba-tiba. Ada serangkaian peristiwa yang saling terkait hingga akhirnya peristiwa puncak terjadi.Hidup manusia akan makin dewasa seiring semakin banyaknya peristiwa hidup yang ia alami. Pengalaman manusia makin besar dan dalam, seiring dengan makin bertambahnya peristiwa-peristiwa hidup. 
Saat sesuatu tertentu terjadi pada kita, tidak jarang kita masih pada tahap bertanya:  "Apa ini?", "Buat apa ini?. Kita bertanya-tanya karena memang waktu untuk datangnya jawaban belum saatnya tiba. Level pengalaman kita belum datang pada jawabannya. Tuhan tidak serta merta menunjukan sesuatu dengan tiba-tiba. Ia menciptakan dengan proses. Satu tingkat demi satu tingkat. Ia memberikan jawaban atas pertanyaan kita dengan memberikan proses pemahaman setahap demi setahap. Bagi orang yang pandai menangkap jawabannya, maka diujung suatu peristiwa ia akan berkata "Aha!, ini dia jawabannya. Aku mengerti". 

KEHILANGAN

Pernah suatu ketika, saat saya sedang bepergian, dompet saya yang berisi banyak kartu penting hilang. Saya kecewa dan sedih. Saya berusaha mencarinya dimana-mana, mengingat-ingat dimana terakhir saya meletakkannya. Saya harus mengurus surat kehilangan, memblokir kartu debit saya, dan mengurus ganti kartu-kartu yang hilang. Isi dompet saya sangat berharga bagi saya. Beberapa hari setelah dompet saya hilang, hidup saya bertambah sibuk dengan satu hal yang sebenarnya bisa tidak terjadi jika saya berhati-hati.

Saya pernah merasa benar-benar dekat dengan Allah. Hati saya jernih. Pikiran saya bening. Emosi saya tenang dan damai. Saya pernah merasa begitu khusyuk menyembah Tuhan. Sembahyang, dzikir, dan tilawah rutinitas harian saya. Bahkan, sholat malam adalah kebutuhan saya. Air mata setiap menyembah-Nya adalah kekuatan saya. 3 tahun lalu. Kini, saya kehilangan masa-masa itu. Saya berusaha mencari-cari kembali dimana dan bagaimana saya akan menemukan kembali masa-masa saya seperti dulu. Masa-masa itu begitu berharga, setelah kini saya menyadari kehidupan saya sekarang.

Cinta. Saya pernah mencintai beberapa wanita dalam kehidupan saya, selain tentunya Ibu saya sendiri. Saya pernah membangun cinta bersama orang lain. Saya pernah mencintai dan dicintai. Iya, pernah. Cinta itu bermula dan akhirnya pun pergi. Ketika ia pergi, perasaan yang sama seperti saat kehilangan sesuatu yang berharga, pasti ada. Sedih dan kecewa.

Apapun bentuknya, kehilangan sesuatu yang berharga adalah menyakitkan. Peristiwa demi peristiwa terjadi saling merangkai kehidupan kita, dan pada suatu titik tertentu, kita akan tersadar bahwa Allah telah mengirimkan jawaban atas serangkaian peristiwa itu. Untuk kita sadari dan untuk membuat hidup kita lebih kaya dan bermakna. Hari berlalu menjadi sejarah. Pengalaman terbentuk karena serangkaian peristiwa, entah baik atau buruk, keduanya membentuk kehidupan manusia. 

Yang pasti, dibalik setiap kehilangan yang membuat kita sedih dan kecewa, ada makna dan jawaban disana. "Jika kita sedih dan kecewa saat kehilangan sesuatu, maka itu sesuatu itu pastilah berharga dan berarti". Masa dimana sesuatu itu hilang, bisa jadi kita serta merta tersadar bahwa kita baru saja kehilangan sesuatu yang membuat hidup kita jadi lebih hidup. Dan tanpa kuasa, air mata mengalir membawa kita menuju penyesalan. Dan penyesalan itu selalu datang diujung. Mungkin, diujung peristiwa, kita baru tersadar: seharusnya kita bisa menjaga dan merawatnya lebih baik. Kehilangan pada akhirnya akan mengajarkan kita untuk lebih dewasa dan bijaksana dalam menjaga apapun yang kita miliki dan kita anggap berarti dalam hidup kita.

 
-Catatan Perjalanan Hidup-

2 komentar:

  1. Sesuatu yang hilang pasti akan kembali, kecuali masa kematian seseorang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ralat :)
      Sesuatu yang hilang pasti akan kembali, bahkan kematian itu sendiri..

      Who, when disaster strikes them, say, “Indeed we belong to Allah, and indeed to Him we will return.”
      ( http://quran.com/2/156 )

      Hapus

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu