3 bulan ini, rutin saya
memanjatkan doa yang sama terus menerus. Saya makin tertekan dan kadang merasa tersiksa serta bertanya-tanya mengapa tak kunjung juga doa saya mewujud. Rasanya patah arang untuk terus
menerus meminta kepada ALLAH hal yang sama, namun tak kunjung tiba. Hingga saya
berpikir mungkin saya belum cukup pantas meminta, karena dosa dan kelalaian
saya di masa silam. Saya harus menjadi baik dulu baru kemudian saya memanjatkan
doa atas hajat-hajat saya.
Saya mengibaratkan seperti cerita
seorang anak yang meminta sesuatu kepada orang tuanya. Jika si anak pernah
melakukan kesalahan, bikin murka orang tua, dan meskipun si anak sudah meminta
maaf namun masih terkadang membuat kesalahan, maka sulit orang tua mengabulkan
permintaannya. Kecuali orang tua sudah melihat anaknya telah kembali jadi anak
baik-baik. Mana ada permintaan anak nakal yang dituruti orangtuanya.
Sampai kemudian saya tidak lagi
meminta apa-apa lagi. Sehabis sholat dan berdoa, saya hanya pasrah. Apapun dari Mu Ya ALLAH, saya terima. Itu pikir saya kemudian. Saya berasumsi, mungkin karena Allah belum
memandang saya layak untuk dijawab doa-doanya.
Nyatanya pikiran dan asumsi saya salah. Allah sepertinya menjawab
asumsi saya itu dengan menggerakkan saya untuk datang ke kajian akhir pekan
setiap Jumat malam di Masjid Sunda Kelapa. Saya datang dengan harapan saya
dapat men-charge kembali keilmuan dan keimanan saya. Melemahnya iman dapat
disebabkan karena kebodohan. Orang yang bodoh atau kurang ilmu agamanya, atau
tidak pernah datang ke majelis ilmu, imannya akan lebih mudah turun. Karena
itu, datang ke majelis ilmu secara rutin mampu mempertahankan bahkan
meningkatkan level keimanan kita. Itu terbukti benar.
Di majelis Jumat malam kemarin
itulah, saya mendapatkan jawaban atas asumsi saya. Ternyata saya salah. Kita
tidak boleh berhenti berdoa, meskipun tak kunjung mendapat jawaban dari Allah
SWT. Berdoa adalah bentuk ibadah dan komunikasi kita kepada Allah. Kalau kita berhenti berdoa, bagaimana kita bisa dekat dengan Allah?. Berdoa terus menerus juga bentuk penghambaan kita kepadaNya. Kita jadi paham bahwa BOS sebenarnya adalah ALLAH. DIA Yang Maha Perkasa, DIA Yang Maha Segalanya, tiada lain tempat memohon selain IA. Saya tulis ulang lagi point-point penting yang saya peroleh dari kajian Jumat malam itu.
Allah punya rencana, IA tahu mana yang terbaik untuk hambaNYA.
Kesalahan saya sewaktu berdoa juga adalah saya terburu-buru. Sedangkan
Rasullullah bersabda “Doa seorang hamba akan diterima selama ia tidak
tergesa-gesa. Sahabat bertanya “Tergesa-gesa yang bagaimana ya Rasulllullah?”.
Beliau bersabda “Ia berkata aku sudah berdoa tetapi tidak ada jawaban dan
akhirnya ia akan meninggalkan doanya”. Nah tu, mirip sekali dengan apa yang
saya alami. Karena tidak kunjung terjawab doa saya, akhirnya saya berasumsi lalu saya berhenti memohon pada Allah. Padahal Allah SWT menerlambatkan doa
hambaNYA karena IA cinta dan sayang kepadanya. Cinta Allah kepada hambaNYA jauh lebih besar dibandingkan cinta Ibu kepada anaknya atau cinta manusia kepada manusia lainnya. IA tidak mungkin menerlantarkan hambaNYA yang IA cintai. Bahkan yang durhaka padaNYA saja masih dapat nikmat ALLAH, bagaimana dengan yang patuh kepadaNYA?. Pasti lebih berlipat-lipat nikmat dari NYA.
Seperti kata kisah seorang Ibu
yang kehilangan anaknya. Seketika ia menemukan anaknya, ia langsung memeluk,
mencium dan tanpa malu membuka pakaian kemudian menyusui anaknya. Rasulullah
dan sahabat melihat itu, kemudian Rasulullah berkata “Sahabatku, apakah jika
anak Ibu itu kita minta dan kita lemparkan ke dalam api, apakah Ibunya akan
menginjinkan?”. Sahabat terheran-heran, karena tidak mungkin seorang Ibu mengijinkan
anaknya dilemparkan kedalam api. “Wahai Rasulullah”, kata sahabat “tidak
mungkin seorang ibu menginjinkan anaknya dilemparkan kedalam api”. Rasululluah
pun menjawab “Ketahuilah sahabatku semua, cinta Allah kepada kalian itu
melebihi cinta seorang Ibu kepada anaknya. Allah tidak ingin melihat umatnya
dilemparkan kedalam api neraka”.
Dari kisah ini, Saya tersadar
bahwa cinta Allah kepada saya teramat besar. Lebih besar dari siapapun yang
mencintai saya di dunia ini, bahkan orang tua saya sendiri. Ia ingin melihat
hambaNya merintih dan merengek memanjatkan doa kepadaNYA. Karena itu yang
membuat hambaNYA terasa dekat dengan ALLAH. Doa adalah bentuk komunikasi antara
manusia dengan ALLAH. Jika manusia tidak lagi mau berdoa kepada ALLAH,
bagaimana lagi manusia bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan ALLAH?.
Dengan belum dikabulkannya doa
kita, justru Allah sejatinya sedang ingin melihat seberapa tulus kita kepadaNYA.
Ia ingin menguji kesabaran kita dan dalam rangkaian doa kita. Doa pada dasarnya adalah bentuk pendekatan diri dengan ALLAH.
Doa adalah ibadah.
Tidak ada doa yang sia-sia
meskipun belum keliatan jawabannya. Doa adalah bentuk komunikasi
seorang dengan Allah SWT dan tanda ketaatan pada Allah SWT.
Tahapan penerimaan DOA
>> Allah berikan langsung
di dunia seperti permintaannya
Rasulullah bersabda “ Tidak
seorang muslimpun dimuka bumi ini berdoa pada Allah kecuali Allah akan
menjawabnya tetapi salah satu dari tiga hal: 1)Allah hilangkan kesusahan yang
akan menimpanya, 2)Allah simpankan untuknya pada hari kiamat dan Allah
gantikan dengan pahala yang banyak, 3) *saya lupa apa...hehe.
Allah lebih tahu yang terbaik. Bila Allah SWT belum mengabulkan doa kita, yakinlah bahwa Allah
jauh lebih tau tentang kebaikan yang kita butuhkan. Bisa jadi ALLAH menunda menjawab doa kita karena dapat berbahaya untuk kita jika langsung dikabulkan.
>>Jangan putus asa untuk
berdoa untuk terus berharap rahmat Allah
Tidak tergesa-gesa
“Doa seorang hamba akan diterima
selama ia tidak tergesa-gesa. Sahabat bertanya “Tergesa-gesa yang bagaimana ya
Rasulllullah?”. Beliau bersabda “Ia berkata aku sudah berdoa tetapi tidak ada
jawaban dan akhirnya ia akan meninggalkan doanya”. "Tidak terburu-buru dalam
mengucapkan doa dan penuh dengan harapan". "Tidak buru-buru dalam
mengharapkan jawaban dari Allah SWT"
Kini saya percaya bahwa:
"Allah SWT
menerlambatkan doa hambaNYA karena cinta padanya"
"Allah melambatkan doa
karena ingin menguji ketulusan hambaNYA"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar