Every journey always begins with one step, Semua perjalanan bermula dari satu langkah kaki ....

Jumat, 27 Januari 2012

Bersyukurlah...........

Seandainya suatu ketika kamu merasa sepi sendiri tanpa teman; tengoklah mereka yang lahir tanpa mengenal orang tua apalagi keluarga. Maka, bukankah seharusnya kamu bersyukur masih mempunyai orang tua dan keluarga yang selalu ada disamping kamu?

Seandainya suatu ketika kamu merasa hidup kamu menjadi semakin sulit karena harus menghemat uang kamu; lihatlah mereka yang bahkan makan dalam sehari saja belum tentu mampu. Maka, bukankah seharusnya kamu bersyukur karena kamu masih bisa makan setiap hari tanpa harus banyak berpikir uang dari mana?

Seandainya suatu ketika kamu merasa kehidupan kuliah kamu semakin sulit dengan banyaknya  tugas, praktikum, laporan, dan ujian; perhatikan mereka yang seusia dengan kamu, boro-boro sekolah, bahkan bertahan hidup sehari-hari saja mereka tertatih-tatih. Maka, bukankah seharusnya kamu bersyukur bahwa diantara sekian juta anak susia kamu, kamu mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan tinggi?

Senin, 16 Januari 2012

Pacar Anda bukan Milik Anda

Well, kali ini aku ingin menyinggung tentang 'pacaran'. Aku cuma terinspirasi dari peristiwa yang aku lihat dengan mata kepalaku sendiri hari ini. Peristiwa  aneh dan tidak masuk akal yang terjadi karena sebuah kata luar biasa :'pacaran'. 


Pacaran mungkin adalah topik yang penuh pro dan kontra. Alias banyak pihak yang mendukung pacaran dan ada juga yang tidak. Terlepas dari pro dan kontra pacaran, tidak bisa dipungkiri, jika pacaran telah menjadi salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat kita. Budaya?kenapa saya katakan sebagai budaya, karena pacaran sudah menjadi bagian dari aktivitas manusia di Indonesia. Mayoritas, meskipun tidak semuanya. Pacaran pun bukan sesuatu yang dianggap tabu dan aneh di kalangan masyarakat Indonesia sekarang ini. Bahkan, anak SD pun menggunakan kata 'pacaran' untuk menyandai temannnya-hal ini yang membuat saya sangat heran, anak SD saja sudah kenal pacaran. Kita pun tidak asing-jika umur kita sudah 20-an tahun-dengan pertanyaan "sudah punya pacar belum?". Sering kali, di kalangan pergaulan anak muda, jika ada yang belum punya pacar atau belum pernah pacaran,sering jadi bahan olokan dan tertawaan. Mungkin diantara kita ada yang malu jika tidak atau belum punya pacar. Pacaran, selain telah jadi budaya, dia juga telah menjadi trend sekaligus kebanggan. Ya, kadang kala, Anda akan punya kebanggaan tinggi jika berhasil punya pacar yang cantik/ganteng, terkenal, dan idola. Bahkan, parahnya, di beberapa kalangan pemuda, semakin banyak pacar, semakin prestise dan bangga-lah Anda. Semoga Anda tidak seperti itu. 

Sabtu, 14 Januari 2012

Makna OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) Jurusan bagi Saya

Saya secara tiba-tiba, entah mengapa, mempunyai keinginan untuk menulis mengenai kenangan dan makna OSPEK (Orientasi Pengenalan Kampus) yang saya ikuti dan juga yang pernah saya kelola bersama teman-teman angkatan. Mungkin kata-kata OSPEK sudah tidak lagi relevan dimasa sekarang ini, karena sering kata OSPEK diasosiasikan dengan perponcloan dan penindasan senior terhadap juniornya. Maka dari itu, kata OSPEK dalam tulisan ini akan saya ganti dengan MABIM atau Masa Bimbingan, biar tidak terkesan 'ngeri' meskipun judul tulisan saya memakai kata OSPEK.^^.

MABIM, dikampus saya, khususnya jurusan dan fakultas saya, adalah acara wajib bagi mahasiswa baru dibawah program kerja dan tanggung jawab Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan dilaksanakan oleh senior 2 tahun di atas mahasiswa baru yang bersangkutan.

Ditengah-tengah berbagai macam ide menulis yang muncul didalam kepala hari ini, keinginan menulis tentang hal-hal yang berbau 'kampus' sepertinya lebih kuat dibandingkan dengan pikiran yang lain. Kenapa saya jadi teringat MABIM? Kemarin salah satu teman satu angkatan mengajak saya untuk ikut datang di acara MABIM-nya mahasiswa baru 2011 di kampus Jepara. Tapi, sayang, beribu sayang, saya tidak bisa turut serta karena aktivitas saya yang tidak bisa saya tinggalkan. Teringat ajakan teman saya itu, akhirnya saya pun ingin membuka kenangan MABIM saya, baik saat saya menjadi peserta (mahasiswa baru) maupun saat saya menjadi panitia MABIM.

Kamis, 12 Januari 2012

Menuju Pelabuhan Ratu dari Kota Sukabumi

Well, sebenarnya saya sudah lama ingin menulis tentang perjalanan saya ke Pelabuhan Ratu sejak beberapa minggu yang lalu. Tapi niat itu harus saya tunda dan baru bisa saya wujudkan hari ini. Perjalanan saya dari Kota Sukabumi ke Pelabuhan Ratu terjadi pada pertengahan bulan November 2011. Tujuan saya ke sana awalnya bukan untuk berlibur atau rekreasi, melainkan berkaitan dengan penelitian saya.

Tulisan ini adalah tulisan pertama mengenai tema 'Travelling' yang saya buat di blog ini. Saya memang gemar ber-travelling. Itu adalah bagian dari hobi saya. Saya senang melihat suasana dan hal-hal baru. Saya akan mencoba terus memposting cerita perjalanan saya dalam mengunjungi tempat-tempat baru, dan semoga saya akan mengunjungi semua benua di dunia ini. Amin. Ceritanya pun semoga bisa saya tulis di blog ini.

Ya, saya berada di Kota Sukabumi dalam rangka melakukan penelitian untuk menyusun skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana. Saya melakukan penelitian di sebuah lembaga penelitian dan pengembangan milik pemerintah di Kota Sukabumi. Awalnya saya merancang penelitian saya di suatu daerah di Jawa Tengah, agar lebih dekat dengan rumah dan kampus serta dapat menghemat biaya. Tapi ternyata hal itu tidak memungkinakan karena alat laboratorium yang saya butuhkan tidak memadai. Saya kemudian menghubungi seorang perekayasa (peneliti) yang desertasi beliau saya jadikan salah satu referensi skripsi saya, untuk meminta saran dimanakah seharusnya penelitian saya lakukan.

Rabu, 11 Januari 2012

Almamaterisme?

Sudah cukup lama rasanya saya tidak menulis baik di blog maupun note facebook. Keinginan untuk menulis sepertinya sedang tidak menghinggap didalam tangan dan kepala saya selama kurang lebih 2 minggu ini. Entahlah, apa penyebabnya. Mungkin saya rasa, saya sedang jenuh, bosan, dan tidak bergairah. 

Ketika keinginan untuk menulis itu muncul, yang ada dikepala saya adalah peristiwa hidup yang saya alami selama penelitian saya di sebuah institusi penelitian milik pemerintah di Sukabumi, Jawa Barat. Tulisan ini pun barangkali akan banyak mengambil cerita dari sudut pandang saya dan sekaligus bentuk curhatan tertulis saya di blog ini. Saya memang suka menulis keluh kesah pun dengan pemikiran-pemikiran saya dalam bentuk tulisan, yang kemudian saya terbitkan di blog, note, atau saya simpan untuk diri sendiri. 

Dengan menulis-seperti ini-saya serasa sedang mengurangi beban dari dalam kepala saya sekaligus mengurai hal apa saja yang sedang saya pikirkan. Selain itu, saya bercerita kepada blog dan note karena, saya masih belum berbagi cerita mendalam kepada orang lain, bahkan kepada keluarga saya sendiri. Meskipun sering kali, saya tidak mendapatkan feed-back dalam bentuk saran atau apapun setelah saya menulis, tapi setidaknya 'curhat' kepada blog membuat saya lebih 'plong'. Jadi, tulisan saya ini adalah bagian dari 'curhatan' saya.

Selasa, 03 Januari 2012

Kisah Kita Berakhir di Januari?LPJ Bukanlah Akhir

“Berat bebanku meninggalkanmu
separuh nafas jiwaku sirna…..
****
*** dengarkan dengarkan lagu… lagu ini
melodi rintihan hati ini
kisah kita berakhir di Januari
selamat tinggal kisah sejatiku ***”
(Januari-Glen Fredly)

Mungkin diantara sahabat ada yang bertanya-tanya, mengapa saya mengutip potongan lirik lagu Glen Fredly yang berjudul Januari, seperti diatas itu. Well, semoga rasa heran sahabat akan terjawab sebentar lagi, tentunya setelah selesai membaca note  ini.

Apa yang pertama kali sahabat pikirkan saat mendengar “Januari”?. Rasanya akan banyak sekali hal yang sahabat pikirkan saat mendengar nama bulan yang pertama ini. Barangkali diantara sahabat, ada yang teringat dengan tanggal jadian atau mungkin putus dengan pacar,  bulan dimana sahabat berulang tahun, bulan saat sahabat diwisuda, atau mungkin bulan saat sahabat berhasil menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Atau ada yang lain?

Untuk sahabat yang aktif mengelola organisasi mahasiswa (seperti kita) tentunya bulan Januari, mempunyai makna atau arti tersendiri untuk kita dan organisasi kita. Apakah itu?Yapz, di bulan Januari, kita akan melaksanakan LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban). LPJ adalah saat dimana kita akan mempertanggungjawabkan semua aktifitas kita selama satu tahun ini didepan dewan legislatif mahasiswa yang terhormat, sebagai representator mahasiswa dalam sistem student government di kampus kita.  Sehingga, LPJ, tidak mengherankan, umumnya akan diisi dengan drama penuh heroisme dan meloisme (kalau boleh saya sebut begitu), yakni penuh semangat dan keharuan.

Minggu, 01 Januari 2012

Kampusku Suatu Saat Nanti (part.7-habis)

*****
Aku berjalan mendekati pintu utama. Aku berdiri didepan sebuah kotak besar yang berisi berbagai macam informasi. Disana ada berbagai macam ikon bergambar, yang bisa memberikan informasi kepada siapa saja yang menekan ikon tersebut. Ada ikon bergambar dan bertuliskan “map”, “room”, “schedule”, “activities”, dan lain sebagainya. Ternyata layar besar ini, semacam pusat informasi semua kegiatan kemahasiswaaan di fakultasku. Semua bisa mengaksesnya informasi didalamnya hanya dekan cukup menekan tombol ikon yang diinginkan atau disana juga tertulis “click us at www.scfpik.undip.ac.id”. Tinggal klik saja sesuai dengan alamat website yang tersedia. Benar-benar sudah sangat maju sekarang, berbeda ketika jamanku aktif di organisasi mahasiswa.  Gambar-gambar di layar sentuh ini pun berganti-ganti dengan sendirinya, seperti yang aku temui di lantai satu dekanat tadi.

Aku coba tekan ikon “map” di layar tersebut. Gambar sebuah peta muncul di layar tersebut. Banyak sekali ruangan dan nomor ruangan dilayar monitor. Dibawah gambar peta, aku lihat terdapat informasi yang menunjukan nama setiap nomor ruangan itu. Ruang A.101: Sekretariat BEM FPIK. Ruang A. 102: HMJ Ilmu Kelautan; Ruang A. 103: HMJ KMP Perikanan; dan seterusnya. Ternyata semua organisasi mahasiswa berada didalam gedung ini. Semuanya mempunyai kantor digedung ini, berbeda sekali ketika aku masih mahasiswa di fakultas ini. Banyak nama-nama organisasi mahasiswa yang tidak aku kenal disana. Organisasi mahasiswa di fakultasku telah banyak berubah.

Kampusku Suatu Saat Nanti (part.6)

*****
Aku segera beranjak dan bergegas keluar dari gedung dekanat. Sebelum keluar aku ucapkan terimakasih kepada resepsionis sembari tersenyum. Saat aku keluar mendekati pintu utama, sepintas aku melihat foto-foto mahasiswa yang terpasang di sebuah majalah dinding elektronik, tepat sebelum pintu utama. Saat menunggu tadi, aku belum sempat memperhatikan foto-foto ini. Foto dan tulisan yang tertampil disana bergerak dan berganti secara otomatis.

Karena penasaran aku berhenti sejenak. AKu lihat foto seorang mahasiswa FPIK yang sedang menerima piala dan hadiah. Dia menjadi juara dalam sebuah kompetisi. Foto berganti setelah kurang lebih 1 menit. Sekarang aku lihat, foto beberapa kelompok mahasiswa sedang menyelam di bawah laut, sembari mengacungkan jempol tangan kanannya ke kamera. Foto selanjutnya adalah mahasiswa-mahasiswa FPIK yang sedang mengadakan acara semacam bakti sosial disebuah kawasan pesisir. Ternyata ini semacam foto-foto kegiatan dan prestasi mahasiswa FPIK. Kemahasiswaan di fakultasku ini sepertinya telah mengalami kemajuan cukup pesat, dan sudah sangat diapresiasi oleh pihak fakultas. Mading elektronik ini buktinya. Cukup menarik, gumamku dalam hati.

Kampusku Suatu Saat Nanti (part.5)

Aku sudah diberi tahu oleh beberapa temanku dari fakultas yang sama maupun yang berbeda bahwa 2 tahun sejak aku lulus, kampusku gencar-gencarnya memanggil alumni-alumni yang telah selesai study di luar negeri untuk pulang ke Indonesia dan mengabdi kepada kampus. Kebetulan ada seorang teman yang dia sudah pulang ke Indonesia dan sekarang ini mengabdikan dirinya dikampus setelah dia diminta oleh pihak kampus. Berita itu aku tanggapi dengan sangat positif. Itu artinya kampusku yang dulu terkesan mengabaikan lulusan-lulusan terbaik dan bahkan seperti kurang memfalisitasi alumni untuk melanjutkan study ke luar negeri, perlahan muali peduli dengan bibit-bibit terbaik mereka. Kesan positif pun mulai muncul.

Saat ini pun, aku dengar, tidak hanya meminta alumni yang telah selesai kuliah di luar negeri untuk pulang dan mengembangkan kampus, tapi juga alumni potensial yang baru lulus dibantu oleh kampus untuk segera melanjutkan study ke luar negeri dan kemudian harus mengabdikan diri memajukan kampus setelah selesai masa studi. Kampusku ini sekarang sedang mengalami masa perkembangan yang sangat pesat, jadi banyak dibutuhkan tenaga-tenaga ahli danfresh untuk membantu proses kemajuan itu. Aku senang mengetahui kondisi ini.

Kampusku Suatu Saat Nanti (part.4)

*****
Sebelum menuju pintu masuk, tidak lupa aku masukan terlebih dulu kamera kedalam tas punggung, dan memastikan bajuku sudah tertata rapi. Pintu masuk gedung bergeser otomatis seketika aku menginjakan kaki didepan pintu itu. Aku masuk kedalam gedung, dan tepat diseberang pintu meja resepsionis sudah menyambutku. Disana telah siap seorang perempuan yang menyambutku dengan senyum manisnya. Aku sedikit tertegun ketika aku perhatikan, ternyata wanita ini memakai jilbab. “Selamat siang mas, ada yang bisa saya bantu?”, sapanya dengan ramah. “Iya mbak, saya Panca, saya sudah ada janji dengan Bapak Dekan jam 13.30 dikantor beliau”, jawabku dengan wajah yang tidak kalah ramahnya. “Baik, sebentar ya mas, silakan mas Panca berkenan menunggu sebentar disebelah sana sementara saya memastikan bapak dikantor beliau”, sambil tangan kanannya menunjuk deretan kursi disebelah pintu masuk. “baik, terimakasih mbak”, jawabku.

Aku kemudian duduk. Sembari duduk, aku melihat resepsionis itu menekan tombol telfon dan mulai berbicara. Nampaknya sudah ada teknologi video call dikampus ini, batinku. Sambil menunggu dipanggil oleh resepsionis, mataku tidak henti memandangi sekeliling ruangan. Ada kalimat ucapan selamat datang “SELAMAT DATANG DI FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN” tertempel didinding diatas ruangan recepsionis. Tulisan warna biru muda yang tersusun rapi itu cukup berkesan dimataku. Ada banyak foto-foto ikan, lautan, pesisir, dan aktifitas-aktifitas kemahasiswaan di lantai satu ini yang tertempel rapi di dinding. Ruangan-ruangan didalam gedung itu tertutup oleh kaca buram, dan ada papan putih bertulis nama masing-masing ruangan disetiap pintunya.

Kampusku Suatu Saat Nanti (part.3)

Ada baliho besar yang tertampang didepan bangunan Student Centre, bergambar dua orang lelaki sedang saling mengepalkan tangan. Disana tertulis Presiden dan Wakil Presiden BEM KM UNDIP. Subhanallah, keren. Aku menjadi teringat aktifitasku dulu ketika sedang menuntut ilmu dikampus ini. Aku pun sempat menghabiskan waktuku disebuah bangunan pusat aktifitas kegiatan mahasiswa. Tapi dulu, gedungnya tidak sebesar dan serapi ini.

Aku lihat mahasiswa-mahasiswa berkelompok sedang berdiskusi dengan serius sambil memandangi pemimpin diskusi yang terlihat sedang menulis sesuatu di white board. Sekelompok mahasiswa lainnya sedang berlatih drama sambil membawa kertas ditangan mereka. Beberapa dari mahasiswa yang lain sedang sibuk membuat semacam alat peraga dan mewarnai sebuah papan. Tampak dari kejauhan seorang mahasiswa yang sedang memberi contoh gerakan tari kepada mahasiswa yang lain. Ada juga beberapa yang sedang sibuk mengetik sesuatu di notebook mereka. Tidak jauh dari bangunan itu, ada mushola yang nampak indah dari kejauhan. Di seberang bangunan yang lain, terdapat kantin besar yang dipenuhi dengan gambar berbacam jenis makanan diatasnya. Kantin itu dipenuhi mahasiswa yang sedang bersantap siang dengan teman-temannya. Sambil makan dan minum, mereka masih saja memegang kertas dan sepertinya sedang mendiskuskan isi kertas itu. Pemandangan yang luar biasa, nuansa dan amosfer yang sangat berbeda ketika aku terakhir kali berada dikampus ini. Tidak lupa aku abadikan pemandangan itu kedalam kameraku, berharap aku bisa memajang foto-foto itu kedalam album pribadiku. Entah tidak terhitung lagi berapa foto yang sudah aku jadikan album dan aku simpan hingga sekarang. Aku memang suka mengoleksi foto, bahkan foto seorang nenek tua yang aku ambil di Afrika dua tahun lalu masih aku simpan sampai sekarang.

Aku melihat jam tanganku, kurang 10 menit lagi. Aku harus segera bergegas. 

Kampusku Suatu Saat Nanti (part.2)

Sekarang banyak mahasiswa yang berjalan kaki kekampus. Berbeda sekali saat aku masih kuliah dikampus ini. Bahkan untuk jalan kaki, keluar gedung kuliah saja rasanya malas. Tapi sekarang, nuansa kampus ini benar-benar sejuk dan alami. Indah dan menenangkan untuk dinikmati dengan berjalan kaki.

Aku berpapasan dengan mahasiswa yang nampak asyik mendengarkan sesuatu dari earphone ditelinganya. Sambil berjalan, dia sesekali membuka-buka buku catatan yang dia bawa. Unik! Jarang sekali aku lihat mahasiswa yang punya kemampuan belajar sambil berjalan. Apalagi ditambah dengan earphone itu. Pasti butuh konsentrasi tinggi. Merasa mendapatkan obyek yang menarik, aku arahkan kameraku kesosok mahasiswa itu, takut dianggap menggangu aku jepret secepat mungkin.

Beberapa mahasiswa yang berlalu lalang ini, aku dengar sedang bercakap-cakap dalam bahasa inggris. Ada juga beberapa mahasiswa asing yang aku lihat turut berjalan bersama mahasiswa lokal. Jika dilihat dari perawakannya, mereka sepertinya berasal dari Eropa, China, Jepang, dan Afrika. Kampusku sekarang semakin mendunia, pikirku.

Aku mendengar beberapa perbincangan mahasiswa-mahasiswa yang sedang berjalan didepanku. Mereka sedang membicarakan tentang laporan dan tugas dosen sepertinya. Aku hanya sayup-sayup mendengar kata-kata dari mulut mereka. Terdengar kata “laporan, deadline, referensi, esay, dan perpustakaan”. Satu lagi yang membuatku terkesima dengan mahasiswa-mahasiswa yang ‘menemani’ perjalananku ini adalah mayoritas mereka, setelah aku perhatikan, menenteng buku. Baik itu textbook, buku catatan, novel, maupaun sekedar komik yang sampulnya bisa aku lihat. Bergumam dalam hati, berbeda sekali ya saat aku masih kuliah disini, dulu kala.

Kampusku Suatu Saat Nanti (part.1)

Ada perasaan gugup sekaligus senang ketika taksi yang aku naiki turun didepan  sebuah gedung tinggi beratap runcing. Aku pandangi bangunan megah itu dengan penuh ketakjuban. Arsitek gedung ini pasti sangat brilliant dan jenius, gumamku dalam hati. Aku termangu didalam taksi hingga akhirnya terjaga ketika sopir taksi menegurku “Sudah sampai Mas”. Cukup kaget aku karenanya.

Aku lirik argo-meter didepanku sesaat, lalu kukeluarkan dompet dari saku belakang celana jeansku dan aku serahkan uang 50 ribu, “Ambil saja kembaliannya pak”. Tangan sopir taksi yang akan mengambil uang kembalian disaku celananya sedikit tertahan, sambil tersenyum dia ucapkan terimakasih.

Aku buka pintu mobil dengan perlahan. Akhirnya, aku menginjakan kaki untuk kali pertama sejak 7 tahun lalu di kampusku ini. Kampus yang telah memberikan banyak arti dalam hidupku. Kampus penuh kenangan.

Aku keluarkan kamera SLR Canon 600D dari tas punggungku, dan mulai memandangi sekeliling. Keadannya sudah sangat jauh berbeda semenjak aku terakhir kali di kampus ini. Aku pandangi bangunan didepanku. Bangunan megah, tinggi, dan ramai dipadati mahasiswa itu masih sangat aku ingat. Masjid Kampus Universitas Diponegoro. Sekarang, ada kantin, pepohonan yang rindang, dan tenda-tenda kecil, serta sitting ground.

Read Also

  • Keluarga - Hidup itu akhirnya adalah tentang membuat prioritas dan memilih, Semakin tua usia kamu, semakin kamu makin tau apa yang benar-benar prioritas untukmu, unt...
    7 bulan yang lalu